Teknologi

Peneliti Sebut ChatGPT Dapat Menciptakan Malware Berbahaya

Chatgpt

Penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) dalam teknologi informasi dan komunikasi telah menghadirkan berbagai manfaat, tetapi juga menimbulkan potensi ancaman keamanan yang serius. Baru-baru ini, seorang tim peneliti dari universitas terkemuka di dunia mengungkapkan temuan yang mengkhawatirkan: ChatGPT, sebuah model bahasa generatif yang dikembangkan oleh OpenAI, dapat digunakan untuk menciptakan malware berbahaya yang tidak dapat terdeteksi oleh anti virus.

ChatGPT adalah salah satu varian dari model bahasa GPT-3 yang dikenal sebagai salah satu model bahasa terbesar dan paling canggih di dunia. Model ini dapat menghasilkan teks yang sangat realistis dan koheren, sehingga banyak digunakan untuk membuat konten, menghasilkan cerita, dan bahkan menjawab pertanyaan pengguna dalam interaksi berbasis teks. Namun, potensi penggunaan model ini dalam kegiatan jahat juga menjadi perhatian.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Maryland, mereka menemukan bahwa ChatGPT dapat digunakan untuk menciptakan malware yang sangat sulit terdeteksi oleh anti virus. Peneliti menggunakan ChatGPT untuk membuat kode malware berbahaya yang memiliki kemampuan untuk menghindari deteksi oleh berbagai perangkat anti virus yang umum digunakan saat ini.

Salah satu teknik yang digunakan oleh ChatGPT adalah menghasilkan kode yang sangat kompleks dan beragam, sehingga sulit untuk dianalisis dan dideteksi oleh anti virus. Model ini juga dapat memanfaatkan teknik obfuskasi kode, di mana kode malware diubah secara otomatis untuk menghindari deteksi berdasarkan pola yang sudah dikenal oleh anti virus. Oleh karena itu, ChatGPT dapat menciptakan varian malware yang terus berubah dan sulit terdeteksi, sehingga dapat menghindari deteksi oleh anti virus yang berbasis pada pola atau tanda-tanda yang dikenal sebelumnya.

Selain itu, ChatGPT juga dapat memanfaatkan kemampuannya dalam menghasilkan teks yang sangat realistis untuk menyusun pesan phishing atau serangan sosial lainnya. Model ini dapat menghasilkan pesan teks yang tampak seperti pesan yang sah, sehingga dapat meyakinkan pengguna untuk mengklik tautan berbahaya atau mengungkapkan informasi pribadi yang bernilai. Dengan demikian, ChatGPT dapat digunakan untuk menggiring pengguna ke dalam jebakan keamanan yang sulit untuk dideteksi.

Temuan ini menyoroti potensi ancaman baru dalam penggunaan teknologi AI dalam aktivitas jahat. Model bahasa generatif seperti ChatGPT dapat digunakan untuk menciptakan malware yang sangat canggih dan sulit terdeteksi, sehingga menimbulkan tantangan baru dalam melindungi sistem dan data dari serangan keamanan. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan dalam pengembangan teknologi deteksi ancaman yang dapat mengenali dan menghadapi ancaman seperti ini.

Baca Juga :

OpenAI Luncurkan GPT-4, Model AI Baru dengan Kemampuan Setara Manusia

Robot Ai Jadi CEO? Netdragon Websoft Menjadikan Robot Sebagai CEO

WhatsApp Us
Chat Us