Apa itu APICTA?
Asia Pacific ICT Alliance Awards (APICTA) adalah penghargaan bergengsi yang diadakan setiap tahun untuk mengapresiasi dan memajukan inovasi teknologi di kawasan Asia Pasifik. Ajang ini menjadi tempat pertemuan para inovator dari berbagai sektor, seperti pendidikan, kesehatan, keamanan, dan keberlanjutan, yang membawa solusi teknologi terbaik mereka. Melalui kompetisi ini, APICTA tidak hanya memfasilitasi pertukaran ide dan inspirasi, tetapi juga membangun jaringan kolaboratif dalam komunitas Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di seluruh Asia Pasifik.
Proses dan Kriteria Penjurian di APICTA
Proses penjurian di APICTA dilakukan dengan ketat dan transparan untuk memastikan setiap peserta mendapat evaluasi yang adil dan objektif. Tim juri berasal dari para ahli dan pemimpin industri di berbagai negara di Asia Pasifik. Para juri yang terpilih senantiasa dievaluasi kinerjanya secara ketat sehingga mampu mempertahankan nilai-nilai kompetisi yang fair dan menjaga kualitas inovasi dari para peserta lomba.
Dr. Ifik Arifin, pendiri Inixindo telah berpartisipasi dalam kegiatan APICTA sebagai International Judge dan Executive Committee setidaknya 15 tahun terakhir ini. Selain beliau juga telah lama ditunjuk sebagai Head Judge dari Indonesia, dimana Head Judge sangat memainkan peran penting dalam memastikan standar penilaian yang dipatuhi dengan ketat dan adil. Penunjukan Dr. Ifik Arifin sebagai Head Judge tidak hanya menceminkan kepercayaan dari komunitas internasional, tetapi juga memberi nilai tambah bagi Indonesia sebagai negara yang mampu mengirimkan perwakilan dengan kapabilitas tinggi dalam ajang penilaian Internasional.
Peran dan Manfaat APICTA bagi Peserta dan Industri TIK
APICTA memberikan sejumlah manfaat penting bagi peserta dan ekosistem TIK di kawasan Asia Pasifik, di antaranya:
- Pengakuan Internasional: Penghargaan di APICTA membawa pengakuan Internasional yang signifikan bagi para pemenang, memberikan kredibilitas di hadapan investor dan mitra bisnis global. Kehadiran juri senior seperti Dr. Ifik Arifin, yang juga Head Judge, menambah kredibilitas ajang ini dan membuka jalan bagi inovator Indonesia untuk dikenal di tingkat dunia.
- Akses ke Jaringan Profesional Global: Melalui APICTA, peserta memiliki kesempatan untuk bertemu dan bertukar ide dengan berbagai pemangku kepentingan di Asia Pasifik, membuka peluang kolaborasi dengan ahli dan praktisi TIK dari negara-negara lain.
- Pengembangan Solusi: Umpan balik dari juri-juri senior, termasuk dari figur berpengalaman seperti Ifik Arifin, memberikan masukan berharga bagi peserta untuk mengembangkan solusi mereka lebih lanjut.
Pencapaian Indonesia di APICTA
Indonesia telah berhasil meraih berbagai penghargaan di APICTA. Beberapa contoh pencapaian Indonesia termasuk:
- Tim Universitas Indonesia pada tahun 2016 yang berhasil membawa pulang penghargaan berkat inovasi sistem deteksi dini kesehatan.
- Angkasa Pura II di tahun 2023 dengan platform AeroBuddy, aplikasi AI yang membantu meningkatkan efisiensi layanan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta.
- Telkom University dan Universitas Komputer Indonesia pada 2021 yang meraih merit award untuk kategori edukasi dan komunitas.
- Nodeflux– Nodeflux adalah perusahaan kecerdasan buatan pertama di Indonesia yang berfokus pada pengembangan solusi *smart city*. Dengan teknologi analitik AI mereka, Nodeflux menyediakan alat pemantauan untuk manajemen lalu lintas, keamanan, dan perencanaan kota. Solusi ini memberikan kontribusi penting pada infrastruktur digital di Indonesia dengan meningkatkan efisiensi dalam manajemen kota.
- Kata.ai – Platform ini berfokus pada pemrosesan bahasa alami (NLP) untuk Bahasa Indonesia, membantu bisnis dalam berinteraksi dengan pelanggan melalui AI percakapan. Kata.ai telah menjadi terobosan dalam layanan pelanggan di Indonesia, memungkinkan perusahaan untuk menyediakan layanan otomatis yang lebih efisien dalam bahasa lokal.
- Jala Tech – Startup ini memberikan solusi berbasis data untuk petani tambak udang, menyediakan analisis kualitas air secara real-time untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan budidaya. Dengan inovasi ini, Jala Tech mendukung industri perikanan Indonesia yang luas dan berkontribusi pada peningkatan produktivitas secara berkelanjutan.
- Habibi Garden – Dengan memanfaatkan teknologi IoT, Habibi Garden mendukung *precision farming* di sektor pertanian Indonesia. Sensor yang dikembangkan perusahaan ini mengumpulkan data tanah, cuaca, dan kondisi tanaman sehingga petani bisa mengambil keputusan yang lebih baik dan meningkatkan produktivitas.
- Qlue – Qlue adalah aplikasi *smart city* yang memfasilitasi komunikasi antara masyarakat dan pemerintah daerah secara real-time. Aplikasi ini mendukung pengelolaan perkotaan dengan melibatkan masyarakat dalam perencanaan infrastruktur dan layanan publik, menjadikannya bagian penting dalam kemajuan kota cerdas di Indonesia.
- Etanee – Sebagai platform digital untuk distribusi pangan, Etanee menghubungkan petani lokal dengan konsumen secara langsung, memanfaatkan e-commerce untuk distribusi produk segar yang berkelanjutan. Solusi ini membantu memperpendek rantai pasok antara petani dan konsumen di perkotaan, mendukung pertanian lokal.
Karya-karya APICTA yang telah mendunia
- Nodeflux (Indonesia) – Nodeflux didirikan pada tahun 2016 oleh PT. Cipta Inovasi Teknologi dengan tujuan utama untuk mengembangkan kecerdasan buatan dalam solusi visualisasi dan analitik berbasis video. Produk ini mencakup pemantauan lalu lintas dan pengawasan publik. Nodeflux juga memperoleh penghargaan di APICTA berkat kontribusinya pada pembangunan infrastruktur digital untuk Smart City di Indonesia dan negara lainnya. Teknologi Nodeflux membantu dalam analisis data visual secara mendalam untuk keamanan publik dan pengembangan kota pintar di Asia, khususnya di Indonesia.
- AeroBuddy (Indonesia) – PT Angkasa Pura II telah menciptakan AeroBuddy pada tahun 2023, platform berbasis kecerdasan buatan yang diciptakan untuk meningkatkan efisiensi operasional bandara di Indonesia. Platform ini memantau dan menganalisis data dari berbagai proses operasional bandara untuk meningkatkan efisiensi dan pengalaman penumpang. AeroBuddy meraih penghargaan APICTA 2023 atas inovasinya.
- Lifewire (Australia) – Lifewire dikembangkan oleh tim dari universitas di Australia bersama perusahaan teknologi yang fokus pada solusi kesehatan pada tahun 2014.Lifewire adalah platform untuk pemantauan pasien jarak jauh di sektor kesehatan, memungkinkan rumah sakit dan klinik untuk memonitor kondisi pasien yang membutuhkan perawatan intensif atau pemantauan rutin.
- WhizAsia (Singapura) – WhizAsia dikembangkan pada tahun 2017 oleh tim di Singapura dengan fokus pada pembelajaran matematika dan sains berbasis gamifikasi. Platform edukasi ini telah digunakan di berbagai sekolah di Asia Tenggara dan meraih penghargaan APICTA karena dampaknya dalam mengembangkan metode belajar siswa yang lebih menarik dan interaktif.
- GoGoChart (Hong Kong) – GoGoChart adalah produk dari GoGoTech Ltd., perusahaan yang berfokus pada strategi pemasaran aplikasi, diciptakan pada tahun 2016. GoGoChart digunakan oleh para pengembang aplikasi seluler untuk meningkatkan pemasaran dan memperoleh lebih banyak unduhan. Aplikasi ini mendapat perhatian global atas efektivitasnya dalam meningkatkan visibilitas aplikasi.
- Animoca Brands (Hong Kong) – Animoca Brands didirikan pada tahun 2014 oleh Yat Siu dan timnya di Hong Kong. Perusahaan ini terkenal sebagai pengembang permainan berbasis blockchain serta solusi gamifikasi dan NFT. Animoca Brands memberikan kesempatan bagi para pemain untuk memiliki item digital dalam permainan, menjadikannya pemimpin global di industri game berbasis blockchain.
Peran Aspiluki dalam APICTA
Sebagai organisasi yang mewadahi perusahaan-perusahaan TIK di Indonesia, Aspiluki secara aktif terlibat dalam pengiriman peserta dan juri ke APICTA. Melalui dukungannya, Aspiluki memastikan bahwa talenta terbaik Indonesia dapat berkompetisi di kancah internasional, membawa inovasi yang berdaya saing dan berdampak. Peran Aspiluki yang berkelanjutan dalam mendukung delegasi Indonesia ke APICTA menunjukkan komitmen organisasi ini untuk memajukan industri TIK nasional dan memperkenalkan karya-karya inovatif anak bangsa ke dunia internasional.
Dampak Positif bagi Ekosistem TIK di Indonesia
Dengan adanya perwakilan dari Indonesia yang berperan strategis di APICTA, seperti Dr. Ifik Arifin sebagai Head Judge, serta dukungan Aspiluki, dampak positifnya sangat dirasakan oleh ekosistem TIK di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki sumber daya manusia yang mampu berkompetisi dan berkontribusi pada level global. Partisipasi Indonesia di APICTA juga menginspirasi para inovator lokal untuk terus berinovasi dan menciptakan solusi yang relevan dan berdampak.
Kesimpulan
APICTA 2024 adalah panggung besar bagi para inovator dari kawasan Asia Pasifik untuk memamerkan teknologi dan solusi kreatif mereka. Dengan kehadiran Dr. Ifik Arifin sebagai Head Judge, Indonesia tidak hanya berperan sebagai peserta, tetapi juga pemimpin dalam penilaian internasional ini. Kolaborasi dengan Aspiluki dalam pengiriman peserta dan juri memperkuat posisi Indonesia di dunia TIK, membuka pintu bagi kolaborasi Internasional, dan membuktikan bahwa inovasi Indonesia memiliki daya saing global.
Bagi para inovator, peserta, dan pelaku industri TIK di tanah air, APICTA adalah peluang berharga untuk mengangkat karya mereka ke level Internasional. Dengan keterlibatan dan dukungan aktif dari tokoh-tokoh seperti Dr. Ifik Arifin dan organisasi seperti Aspiluki, Indonesia semakin dikenal dan diakui di kancah global sebagai negara dengan ekosistem teknologi yang inovatif dan kompetitif.